Intro:

Perang Jawa atau Java Oorlog yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang berlangsung selama 5 tahun, 1825-1830, merugikan pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara (sekitar 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa dan 7.000 pribumi) dan dana 20 juta Gulden, juga korban sipil 200.000 orang Jawa. Konon setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Pihak kolonial Belanda sendiri menawarkan hadiah sebesar 50.000 Gulden bagi siapa saja yang bisa menangkap Pangeran Diponegoro.

Setahun sebelum berakhirnya perang Jawa, pemerintah kolonial Belanda mendatangkan bantuan pasukan dari Fort Amsterdam (Manado). Pasukan ini dikenal dengan nama Pasukan Tulungan yang terdiri dari sekitar 1500'an orang Minahasa, dengan pemimpin pasukannya Groot Mayoor Tololiu HW Dotulong. Pasukan inilah yang membuat Pangeran Diponegoro akhirnya “bersama” dengan Belanda pada tanggal 28 Maret 1830.

Seperti yg dikutip dari buku Jessy Wenas, 2007, Sejarah dan Kebudayaan Minahasa, hal. 51 :

"Tetapi sekarang Residen Belanda D.E.W.Pietermaat minta Minahasa untuk menolong Belanda untuk berperang di P. Jawa. Pasukan Minahasa yang disebut Tulungan (Tulung = tolong bantu), tapi lebih dikenal dengan Serdadu Manado, dibentuk setelah penandatanganan kontrak tanggal 23 Desember 1927. Minahasa diwaliki oleh Abraham Dotulong dan J. Kawilarang, dan sebagai saksi di pihak Belanda adalah Letnan A.Voges, dimana pihak Minahasa menyediakan 1421 personel. Pemimpin pasukan Minahasa adalah Mayoor Tololiu Herman Willem Dotulong (Sonder) usia 34 tahun. Ia dibantu tiga kapitein untuk setiap walak yang banyak serdadunya : Sonder-Tombasian, Kema-Kalabat, Langouwan, Tondano (Touliang-Toulimambot), Tomohon dan Saronsong. Mereka antara lain Benyamin Sigar (Langouwan), D. Rotinsulu (Tonsea), dan Polingkalim (Tondano). Setiap kapitein dibantu dua orang Letnan : dua letnan Tondano adalah H. Supit dan Alexander Wuisan, letnan Langouwan Jahanis Sangari, dan para pembantu letnan dari Tomohon adalah Mandagi, Palar, dan Mongula.”

”Mereka berangkat dengan kapal laut ke P.Jawa tanggal 29 Maret 1829 dan kembali ke Minahasa tahun berikutnya...”

(sumber tertulis: 1. Jessy Wenas, 2007, Sejarah dan Kebudayaan Minahasa. 2. catatan ekspedisi/perjalanan bode di www.bode-talumewo.blogspot.com )

------------------------------------------------------------------------------------------------------

BTW ada yang tahu berapa lama perjalanan dari Manado ke Jawa dengan kapal laut pada waktu itu? Trus kalo 50.000 Gulden dulu sama dengan berapa Rupiah sekarang?

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar dibawah ini hanyalah interpretasi dari saya pribadi. Mohon masukan, sanggahan, bantahan atau koreksi dari kawan-kawan.


Klik Gambar untuk memperbesar


Klik Gambar untuk memperbesar

Sumber:
http://touminahasa.blogspot.com/

2 comments

  1. Bruce Lee  

    July 22, 2010 at 3:23 AM

    Mantap skali so lebe jelas komang qiapa orang jawa deng orang Manado nda baku maso . . . makase bnya ni brita mantap

  2. Rocky Mapaliey  

    December 16, 2010 at 9:49 PM

    Menarik melihat, gambar ini. Btw dapat data darimana, bhw Sigar Inkiriwang, Dotulong & Supit adalah orang2 dlm gambar tersebut. Adakah bukti authenticnya? Apakah Pieneman & Raden Saleh, memang berpenadapat demikian ato.... ? Oh ya, bisa tolong tunjukkan, data authentic, mengenai keikutsertaan Johanis Inkiriwang dalam perang Jawa & perannya dlm menangkap pangeran Diponegoro? Trims

Artikel Terakhir

Komentar Terakhir

Website Tentang Sulawesi Utara

  • Bunaken
  • North Sulawesi
  • Tou Minahasa
  • World Ocean Conference