Laikit, Dimembe, Minahasa Utara

Sejarah Laikit Dimembe
Pertengahan tahun 1770-an, Opo Ngangi berasal dari Kulembuai(Airmadidi), bersama dengan Opo Wagiu berangkat menuju utara menyusuri kaki gunung Klabat untuk mencari tempat tinggal/ lahan baru. 10 km sudah menemukan sungai kecil, yangPerjalanan dengan menempuh merupakan syarat untuk dijadikan tempat tinggal/ lahan bercocoktanam.

Diseberang sungai (lalana) mereka menderikan dena’u (pondok) tempat tinggal sementara, dan diam disana untuk beberapa waktu sebelum kembali keKumelembuai. Beberapa hari kemudiaan, di saat sore hari, mereka tiba kembali di pondok tersebut membawa beberapa jenis tanaman dan merekapun mengajak Opo Sanding, salah satu rekan mereka di Kumelembuai yang memiliki kemampuan mendengar tanda-tanda berkaitan dengan kebiasaan disana seperti mendengar suara burung manguni (doyot) dan mengartikannya.

Tentang suara burung manguni tersebut diperoleh tanda yang baik untuk membuka lahan baru ditempat itu. Setelah memperoleh tanda yang baik mereka kembali ke Kumelembuai dan mengajak keluarga, kerabat untuk pindah menetap di tempat yang baru itu. Saat itu mereka berjumlah 9 keluarga.. Saat mereka membuka lahan baru disekitar sungai kecil dan bila menemukan mata air maka mata air tersebut selalu dikelilingi oleh pohon Deikit (daun pohon menyerupai daun pisang) dan mereka tidak menjumpai di tempat tinggal sebelumnya. Sehingga bila mereka pergi ke Kumelembuai, selalu mengatakan bahwa mereka dari Wanua Deikit (Desa Laikit) Sembilan keluarga itu adalah :

1.Opo Ngangi, Kepala (Teterusan)
2.Opo Wagiu, Penasihat (Tonaas)
3.Opo Sanding, Penasihat (berhubungan dengan pendengaran)
4.Opo Tuegeh, Bidan
5.Opo Marentek, Pandai besi
6.Opo Wullur, Peramal
7.Opo Matindas, Pembagi tugas kerja
8.Opo Kalesaran, Penasihat (berhubungan dengan penglihatan)
9.Opo Wetik, Penjaga keamanan Hingga saat ini masih terlihat di desa Laikit Dimembe

peninggalan dari 9 opo tersebut seperti membersihkan kampung diawal tahun, melihat tanda hati babi sebelum pesta- pesta, melihat / mendengar tanda- tanda yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat didesa Laikit Dimembe, dan sebagainya. Tahun 1981 desa Laikit dimekarkan menjadi 2 desa, dengan nama Laikit I dan Laikit II . Beberapa tahun kemudian desa Laikit II diubah menjadi desa Dimembe karena didesa tersebut terdapat kantor- kantor tingkat Kecamatan Dimembe.

Laikit dari arti kata memiliki arti (bahasa TONSEA) DAI = tidak KI'IIT = pelit,kikir jadi masyarakat yang tidak pelit/ kikir atau masyarakat yang pemurah, hal ini terlihat dari mudahnya masyarakat dari luar masuk dan menetap diarea LAIKIT Data kepala Desa Laikit

No Nama Tahun Lama Tahun keterangan
1 Opo Ngangi 1775-1785 10
2 Opo Wagiu 1785-1795 10
3 OpoTuegeh 1795-1805 10
4 Opo Tuwaidan 1805-1825 20
5 Opo Tuwaidan 1825-1845 20
6 Opo Wagiu 1845-1871 26
7 Opo Wantania 1871-1877 16
8 Opo Manua 1887-1890 3
9 Opo Ngangi 1890-1903 13
10 Sem Wagiu 1903-1904 1 definitif
11 Simon Sundalangi 1904-1906 2 definitif
12 Koloay 1906-1918 12 definitif
13 Sigarlaki 1918-1922 4
14 JJ Rotty 1922-1941 19 definitif
15 M Sundalangi 1941-1943 2
16 JJ Rotty 1943-1944 1
17 M Sundalangi 1944-1944 0
18 H manua 1944-1950 6 definitif
19 P Wagiu 1950-1950
20 W Wantania 1950-1952 2 definitif
21 M Sundalangi 1952-1953 1
22 G Kaurow 1953-1959 6 definitif
23 J Tintingon 1959-1962 3
24 J Sundalangi 1962-1965 3 definitif
25 A Damopoli 1965-1969 4 definitif
26 H Wantania 1969-1976 7 definitif
27 E Wantania 1976-1976 definitif
28 I Karundeng 1976-1978 2
29 JJ Damopoli 1978-1983 5 definitif
30 H Tuegeh 1983-1983
31 O Rarun 1983-1992 8 definitif
32 S Doodoh 1992-2001 9 definitif
33 J Manua 2001-2007 definitif
34. Paulus Sundalangi 2008 - sekarang

Data kepala Desa Dimembe
1 G Kaurow 1981-1982 1
2 K Ngangi 1982-1990 8 definitif
3 W Wagiu 1990-1992 2
4 W Wagiu 1992-2001 9 definitif
5 Johanis Tuwaidan 2001- 2008
6. Johanis Tuwaidan 2008 - sekarang

0 comments

Artikel Terakhir

Komentar Terakhir

Website Tentang Sulawesi Utara

  • Bunaken
  • North Sulawesi
  • Tou Minahasa
  • World Ocean Conference